Konsep Buku Non Fiksi


Masih dalam nuansa Kemerdekaan Republik Indonesia, semangat untuk menulis kembali memanas. Dipandu oleh moderator profesioanl, Mr. Bams berhasil membuka pertemuan online ini dengan sangat memukau. Diawali dengan doa dan dilanjutkan dengan anjuran untuk tetap memberikan senyuman terbaik bagi orang-orang disekeliling kita.

Tema pada pertemuan malam ini adalah Konsep Buku Non Fiksi yang akan disampaikan oleh Narasumber yang luar biasa. Beliau adalah Ibu Musiin, M.Pd atau biasa dipanggil Bu Iin. Perempuan kelahiran kota Tahu Takwa Kediri ini juga merupakan seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri sejak tahun 1998. Berhasil menyelesaikan pendidikan Strata II di Universitas Negeri Surabaya Jurusan Pendidikan Bahasa dan Satra mulai tahun 2006-2009. Selain mengajar, beliau juga founder organisasi swadaya masyarakat YAPSI. Selain itu, beliau merupakan alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8. Adapun karya buku yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut:

1. Digital Brochure Mengasah Kemampuan Menulis dan Jiwa Kewirausahaan Gen Z

2. Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda melalui Literasi (Karya bersama Prof Eko)

3. Selaksa Hikmah dari Tarokan (Karya bersama siswa-siswa)

4. Ukir Prestasi dan Tebar Inspirasi (Antologi Kisah Guru Lejitkan Potensi Siswa)

5. Cergam Panji Asmarabangun and Dewi Sekartaji

6. Modul Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Kelas IX.

7. Menulis Artikel populer di majalah online


Menjadi penulis buku non fiksi telah mengantarkan untuk mengikuti ujian Sertifikat Penulis dan telah berhasil memegang sertifikasi penulis pada tahun 2020.


Dari hasil karyanya tersebut, Bu Iin kembali membagikan pengalamannya saat pertama kali menulis. Awalnya merasakan ketakutan. Takut tidak ada yang membaca, takut salah dan merasa kerya orang lebih baik dari karya sendiri. Namun ketakutan tersebut dapat dihadapi beliau sejak bergabung dalam kelas menulis Om Jay. Perlahan rasa minder untuk menulis mulai hilang hingga kegiatan menulis menjadi hal yang sangat menyenangkan.


Saat mendapat materi dari Prof. Eko, beliau mengibaratkan Prof. Eko sebagai seorang Master Chef yang memberi banyak pilihan bahan masakan untuk kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada diri masing-masing peserta. Bahan masakan yang disediakan Prof Eko, bisa kita peroleh di Prof EKOJI Channel.  Seperti yang disampaikan Prof. Eko, Bapak Ibu bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita,  atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Saya memiliki buku, Bapak Ibu juga memiliki buku, NAMUN buku tersebut MASIH belum lahir. 





Menurut beliau, menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan diantara empat keterampilan berbahasa, menulis dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.


Sebelum menulis buku, beliau menganjurkan agar kita dapat menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Alasan beliau ingin menjadi penulis adalah sebagai berikut:

1. Mewariskan ilmu lewat buku.

2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.

3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.


Selain itu, kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer menjadi penguat mengapa beliau ingin menjadi penulis.


 

Sesuai tema malam ini, dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola  yang perlu diketahui yakni:
1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) 
Contoh: Buku Pelajaran
2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.
Contoh: Buku Panduan
3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara). Pola yang beliau pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah Pola Klaster.

Proses penulisan buku terdiri dari 5  langkah, yakni
1. Pratulis, meliputi 
  • Menentukan tema (Dapat ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dan lainnya)
  • Menemukan ide (Penulis bisa mendapatkan ide dari berbagai hal, misalnya dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, berita di media massa, status facebook/twitter/whatsapp/ instagram, imajinasi, mengamati lingkungan, perenungan, membaca buku)
  • Merencanakan jenis tulisan
  • Mengumpulkan bahan tulisan
  • Bertukar pikiran
  • Menyusun daftar
  • Meriset
  • Membuat Mind Mapping
  • Menyusun kerangka
2. Menulis Draf
  • Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
  • Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan
3. Merevisi Draf
  • Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
  • Memeriksa gambaran besar dari naskah.
4. Menyunting Naskah (KBBI dan PUEBI. KBBI online sangat membantu penulis dalam menyunting naskah)
  • Ejaan
  • Tata bahasa
  • Diksi
  • Data dan fakta
  • Legalitas dan norma
5. Menerbitkan

Mengupas sedikit buku yang beliau tulis, tema yang di angkat adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. Referensi berasal dari data dan fakta yang diperoleh dari literasi di internet. Referensi tersebut terdiri dari :
1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
2. Keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
3. Pengalaman yang diperoleh sejak bal i ta hingga saat ini ;
4. Penemuan yang telah didapatkan.
5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini diajukan ke Prof. Eko dan disetujui, setelah itu dilanjutkan ke proses penulisan. Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, beliau mengikuti nasehat Pak Yulius Roma Patandean melalui Channel youtubenya (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)

Berikut ini adalah anatomi sebuah buku non-fiksi.
Anotomi Buku
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis

Mengapa anatomi buku ini harus ada?. Saat mengikuti ujian sertifikasi penulis, tentunya akan ditanya seputar anatomi buku. Jika memakai jalur portofolio, buku yang ditulis pasti akan dilihat anatomi bukunya, ungkap beliau.

Saat menulis, tentunya kita akan menemukan beberapa hambatan. Hambatan dalam menulis diantaranya:
1. Hambatan waktu
2. Hambatan kreativitas
3. Hambatan teknis
4. Hambatan tujuan
5. Hambatan psikologis

Setiap penyakit tentunya ada obatnya, begitu juga dengan hambatan yang ditemui saat menulis. Obat untuk kesuliatan tersebut dapat diatasi sesuai dengan kondisinya, misalnya dengan cara:
1. Banyak membaca
2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3. Disiplin menulis setiap hari.
4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (kebetulan saya hobi memasak).

Tak lupa beliau memberikan informasi dalam menentukakan materi yang sedang trend dengan menggunakan Google Trends. Dalam Google Trends terdapat informasi berdasrkan data dan fakta yang diperlukan. Dari data tersebut dapat kita jadikan dasar untuk mulai menulis seperti pada gambar berikut:


Senang sekali rasanya, dikala mendapatkan ilmu baru. Semoga tulisan ini dapat memicu kembali semangat kita dalam menulis hingga mendapatkan Mahkota penluis.

Amalia 😊

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini