Menulis Semudah Ceplok Telor

Tema kali ini akan disampaikan oleh Narasumber cantik, hebat dan luar biasa. Beliau adalah founder program Diklat Menulis MBI, penulis buku Menulis semudah Ceplok Telor Guru di SMPN 2 Nekamase, dan bertempat tinggal di Kupang. Beliau adalah Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno,S.H. 

Wanita yang akrab disapa bunda Lilis ini kelahiran Surabaya, 11 Maret 1969 dan telah menempuh pendidikan terakhir S1 FKIPS jurusan PMP/Kn, IKIP PGRI Surabaya serta S1 Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya. 

Prestasi yang pernah diraih yakni Juara kategori kedua tingkat Nasional dalam Lomba Guru “My Teacher My Hero Award Indonesia Digital Learning Tahun 2015” Bersama Telkom dan Intel Prosessor. Penggiat literasi Nusantara dan motivator menulis buku.

Baru-baru ini telah mengikuti Diklat ToT Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan bagi Dosen, Guru dan Widyaiswara se-Indonesia tahun 2021, Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI), 23 s.d 31 Agustus 2021




Mengapa kita harus menulis?

Imam Asy-Sya’bi pernah berkata, “Apabila engkau mendengar sesuatu, maka tulislah sekali pun di tembok.”

Imam Syafi’i rahimahullah juga pernah bertutur, “Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang. Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja. (Diwan Asy-Syafi’i)

Disini, ilmu di ibaratkan seperti hewan buruan (kijang) apabila tidak di ikat akan terlepas, begitu pula ilmu apabila tidak ditulis maka akan hilang atau tidak ingat dikarenakan daya ingat manusia terbatas.

MENULIS MENURUT HADITS RASULULLAH SAW
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr dan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


قيِّدُوا العِلمَ بالكِتابِ

Qoyyidul ‘ilma bilkitabi  (Jagalah ilmu dengan menulis) 
(Shahih Al-Jami’, No.4434. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Yang dimaksud qayyidul ‘ilma adalah kuatkan dan hafalkan serta jaga jangan sampai lepas. Ilmu jika terus didengar, hati akan sulit mengingatnya. Ilmu itu diikat lalu dijaga. Jika hati sering lupa, ilmu itu perlahan-lahan akan hilang. Itulah sebabnya kenapa penting untuk mencatat. 

Sebagai umat Islam perlunya kita membiasakan diri untuk belajar menulis, karena sahabat Rasulullah SAW juga menulis Al-Qur’an dan Hadits kemudian dibukukan.

Apakah alasan tersebut masih kurang untuk menjadi alasan kita belajar menulis?

FIRMAN ALLAH DALAM AL-QUR’AN UNTUK MENULIS
Allah pun telah mengajarkan kepada hamba-Nya untuk mencatat karena itu bermaslahat untuk mereka, dan Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanū iżā tadāyantum bidainin ilā ajalim musamman faktubụh,
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.” (QS. Al-Baqarah: 282)
Sumber https://tafsirweb.com/1048-quran-surat-al-baqarah-ayat-282.html
Sumber https://rumaysho.com/13457-beliau-pun-menyimak-dan-mencatat-ikatlah-ilmu-dengan-menulis.html

Kepada siapa saja yang memiliki cita-cita untuk menjadi penulis, perlu diingat
1. Bahwa menulis itu tidak sulit
2. Menulis itu sangat mudah
3. Semudah Anda membuat ceplok telur
4. Tuk Byaarr... Telur yang tadinya bulat, bisa langsung dihidangkan di meja makan. Tanpa harus ribet membuatnya/memasaknya.

Ada 5 pelajaran penting yang dapat kita terapkan dalam hidup yang dituliskan oleh Paolo Coelho melalui salah satu bukunya. Prinsip Kehidupan tersebut diibaratkan sebuah pensil, yakni:

1. PENSIL DIGERAKKAN OLEH TANGAN MANUSIA

Mulailah dengan berdoa sebelum menulis, sebab ada tangan Tuhan yang selalu membimbing kita ketika kita menulis. Tulisan yang diawali dengan doa, akan menghasilkan ilmu yang bersumber dari hati nurani yang bersih. Tulisan yang keluar dari hati akan diterima oleh hati dan para pembacanya serta bermanfaat banyak kepada semua umat.


2. KETIKA PENSIL TUMPUL KITA PERLU MERUNCINGKANNYA

Dalam menulis kita akan menemui banyak kesulitan, berjumpa pada penderitaan, dan kesusahan (khususnya yang baru pertama kali menulis). Kita perlu menajamkan pikiran kita. Ketika tumpul pensil harus kita raut dahulu, jika pikiran kita buntu tak ada ide maka beristirahatlah dan tutup buku/laptop kita. Pertajam pikiran dan bacalah buku (khususnya yang berhubungan dengan tulisan kita).

3. PENGHAPUS 
Penghapus dapat digunakan untuk menghapus, ketika kita salah menulis. Dalam hidup selalu ada kesempatan, jika kita melakukan kesalahan ada kesempatan untuk kita bertaubat. Begitu pula dalam menulis, kalau salah bisa di tipo dulu, lalu perbaiki agar menjadi baik dan sempurna. 

4. PENSIL YANG DIGUNAKAN UNTUK MENULIS BAGIAN DALAMNYA

Manusia dilihat dari bagian dalam hatinya (begitupun dengan pensil, yang tajam untuk menulis adalah bagian dalamnya). Dalam menulis gunakan hati untuk menggerakkan tangan kita, sebab menulis dari hati itu akan menghasilkan karya yang luar biasa. Selain itu, menulis dari hati akan diterima oleh pembacanya dari hati pula.

5. SETIAP TULISAN KITA AKAN BERDAMPAK

Belajar dari pensil akan selalu meninggalkan goresan (selalu ada bekas tulisan pensil) untuk itu tinggalkan dampak positif dalam hidup kita. Tinggalkan jejak dalam setiap tulisan kita dengan yang baik dan memberikan inspirasi kepada setiap pembacanya. 

 


Amalia😊

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini